MUNGKID - Pandemi Covid-19 yang masih terus berjalan hampir selama 4 bulan, menyisakan sederet cerita yang mungkin tidak akan pernah terlupakan. Mulai dari rasa empati, kebersamaan, kepedulian bahkan perjuangan untuk tetap dapat bertahan ditengah Pandemi.
Seperti yang dilakukan oleh Suprayitno, salah seorang operator rafting yang harus membanting stir menjadi kuli bangunan demi bertahan hidup ditengah Pandemi Covid-19. Lelaki berusia 40 tahun ini ketika kondisi normal menggantungkan pendapatannya bersama teman yang lain dalam bidang wisata rafting.
" Ya mau gimana lagi. Ini bukan masalah siap dan tidak siap. Memang harus seperti ini. Untuk bertahan hidup, mencukupi kebutuhan sehari-hari, jadi kuli bangunan pun tetap saya jalani om." Kata Prayit.
Dirinya menceritakan jika harus tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sambil menunggu kapan pariwisata khususnya rafting akan diperbolehkan beroperasi kembali.
" Saya punya istri dan dua orang anak. Dan ada orang tua juga yang harus syaa cukupi kebutuhannya. Jadi sementara ya kerja apa adanya dulu sambil menunggu kapan (Rafting) buka lagi." Jelasnya.
Menurut Prayit, selama bekerja di rafting dirinya mempunyai penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bahkan sering dirinya dan teman-teman yang lain melakukan bakti sosial dengan menyisihkan penghasilan. Terutama di Panti Asuhan.
" Kerja di bangunan saat ini per hari saya dapat 60 ribu rupiah. Alhamdulillah selalu bersyukur. " Katanya.
Hal ini menurutnya semoga dapat memberikan gambaran kepada masyarakat betapa Pandemi Covid-19 ini berpengaruh dalam semua sektor, terutama ekonomi. Nun meski begitu, semangat untuk tetap bertahan berusaha dia tunjukkan di memenuhi kebutuhan sehari-hari.
" Kami tidak mengharapkan bantuan yang muluk-muluk. Harapan kami adalah tetap diberikan kesehatan sehingga tetap bisa berusaha. Dan keadaan segera membaik dan pulih."Jelasnya.
Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan, dirinya dan teman-teman rafting lainnya setiap Minggu mengadakan Pasar Sarap yang berlokasi di halaman Panjiwo Resto Mungkid.
" Pasar Sarap ini juga sebagai ajang temu kangen dan mencari rejeki dari temen-temen operator rafting, tubing dan VW. Setiap Minggu yang mau sarapan, Monggo mampir di Pasar Sarap." Pungkasnya.