Lukisan yang dipamerkan merupakan karya 15 seniman tergabung dalam Sanggar Dewata Indonesia 15 Yogyakarta. Mereka berasal dari ragam budaya yang berbeda. Salah satu contohnya, di Bali merupakan pemeluk agama mayoritas Hindu, sedangkan di Borobudur bercorak Buddha namun bisa melangsungkan pameran.
Selain dibuka Tarian Joget, pembukaan juga diisi dengan pembacaan puisi oleh penyair dari Kota Magelang, Es Wibowo berjudul ‘Kamadhatu’. Sedang pameran dibuka pemilik Villa Borobudur, Ingo Piepers serta dihadiri tamu seniman maupun lainnya termasuk pemilik musem OHD Kota Magelang, Oei Hong Djien.
“Pameran lukisan yang dilangsungkan ini, merupakan momentum penting sekali. Mengingat dari komunitas ini, telah menghasilan seniman luar biasa. Menariknya, dengan akar budaya yang berbeda, agama mayoritas masyarakat Bali Hindu, kemudian pameran di sekitar Borobudur yang bercorak Buddha. Ini menunjukkan keharmonisan bermasyarakat dan kebudayaan,” kata Pemilik Limanjawi Art House, Umar Chusaeni.
Dewa Made Mustika, salah satu seniman Bali mengatakan, pihaknya mengambil tema ‘Kamadhatu’, karena sangat erat dengan tataran nilai kemanusian sebagaimana diwujudkan dalam tingkatan-tingkatan di Candi Borobudur. Yakni Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Nantinya pameran akan dilangsungkan secara estafet setelah Kamadhatu, yakni Rupadhatu dan terakhir Arupadhatu. (Yoh)