INFOBOROBUDUR - Bagi pegiat pariwisata Kabupaten Magelang, khususnya sekitar Candi Borobudur, tentu sudah tidak asing dengan Nuryanto (43), warga Djowahan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Pemilik Galery Lidia Art dan Omah Budur itu, dikenal sebagai pengrajin khusus dari bahan baku limbah. Tidak hanya limbah furniture dan kaleng bekas, tapi juga olahan batu kali dan lainnya.
Yang membuatkan ia sangat dikenal tidak hanya oleh warga Magelang, tapi juga luar daerah bahkan manca negara, adalah keahliannya membuat aneka kerajinan dari abu vulkanik sisa erupsi Gunung Merapi tahun 2010 dan Gunung Kelud tahun 2014 lalu. Karena keahliannya itu, pengelola Candi Borobudur pun memintanya membuatkan sebuah prasasti dari sisa erupsi Gunung Merapi 2010 tersebut. Kini, prasasti itu dipasang di sekitar Candi Borobudur.
Diakui Nuryanto yang telah lebih dari 20 tahun menekuni dunia kerajinan itu, dari beragam produksi kerjaninannya tersebut, ia membuatnya dari berbagai bahan. Ini yang membedakannya dengan pengrajin lain. Pada produk sebelumnya, ia telah menggunakan berbagai jenis bahan, seperti sisa kayu furnitur, sisa gerusan batu, fiberglass, talk (bedak bayi, red) dan lainnya.
Produk yang dibuatnya pun masih sama. Sesuai potensi lokasi yang disekitarnya, yakni miniatur Candi Borobudur, baik berupa candi, stupa, papan relief maupun patung Buddha. “Apa yang ada di candi borobudur, sebenarnya sangat kaya. Apa pun bisa diolah dan dijadikan inspirasi,” ungkapnya.
Mantan pemuda pelopor terbaik II tingkat Jawa Tengah tahun 2008 bidang kewirausahaan itu, ia kini juga menekuni dunia batik. Bahkan salah satu karyanya, menjadi cinderamata Presiden Joko Widodo untuk Perdana Menteri (PM) Singapura, Mrs Ho Ching saat berkunjung ke Kabupaten Kendal di PT Tat Wai Factory di Kawasan Industri Kendal Park By The Bay, Senin (14/11) kemarin. “Terus terang, saya sendiri tidak mengira karya saya akan dijadikan cindermata oleh Presiden Joko Widodo untuk seorang Perdana Menteri. Ini menjadi kebanggaan untuk saya,” katanya.
Usai membuat batik tersebut, baru-baru ini ia baru saja membuat miniatur Kepala Buddha Borobudur dari limbah gergaji batu, pesanan dari seseorang untuk souvenir ke Thailand. “Semoga saja apa yang saya lakukan ini, semakin membuat orang mengenal Magelang. Tidak hanya Candi Borobudur, tapi juga seluruh potensinya dan tentu minat untuk datang kesini (Magelang),” harap Nuryanto, yang pada tahun 2013 lalu menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo atas perannya sebagai stakeholder pariwisata kelompok UMKM dalam rangka mendukung secara aktif pelaksanaan Visit Jateng 2013 lalu tersebut. (*)